Penjelasan Lengkap Tentang Pengecoran Logam

PENGERTIAN PENGECORAN LOGAM

Pengecoran (Casting) merupakan proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk yang kompleks.

BACA JUGA : Fitur Baru Whatsapp Agustus 2023 Buat Diri Lebih Produktif

Penjelasan Lengkap Tentang Pengecoran Logam

FUNGSI PENGECORAN

Pengecoran digunakan untuk membentuk logam dalam kondisi panas sesuai dengan bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik yang bisa meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan materi lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi basah seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan berubah menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar dalam perapian.

Proses pengecoran dibagi menjadi dua: expandable (dapat diperluas) dan non expandable (tidak dapat diperluas) mold casting

SPESIFIKASI BERDASARKAN BAHAN PEMBENTUK

Expendable Molds

Penjelasan Lengkap Tentang Pengecoran Logam

Tipe ini terbuat dari pasir, gips, keramik, dan bahan semacam tersebut

umumnya dicampur dengan berbagai bahan pengikat (bonding agents) untuk peningkatan peralatan.

Sebuah cetakan pasir khas terdiri dari 90% pasir, 7% tanah liat, dan 3% air. Materi-materi ini bersifat patah (bahwa, bahan ini memiliki kemampuan untuk bertahan pada temperature tinggi logam cair).

Setelah cetakan yang telah berbentuk padat, hasil cetakan dipisahkan dari cetakannya.

Permanent Mold

Terbuat dari logam yang tahan pada temperature tinggi.
Seperti namanya, cetakan ini digunakan berulang-ulang dan dirancang sedemikian rupa sehingga hasil cetakan dapat dihilangkan dengan mudah dan cetakan dapat digunakan
untuk cetakan berikutnya.

Cetakan logam dapat digunakan kembali karena bersifat konduktor dan lebih baik daripada cetakan bukan logam yang terbuang setelah digunakan. sehingga, cetakan padat terkena tingkat yang lebih tinggi dari pendinginan, yang mempengaruhi sturktur mikro dan ukuran butir dalam pengecoran.

Composite Mold

terbuat dari dua atau lebih material yang berbeda (seperti pasir, grafit, dan logam) dengan menggabungkan keunggulan masing-masing bahan.


Pembentuk ini memiliki sifat tetap dan sebagian dibuang dan digunakan di berbagai proses cetakan untuk meningkatkan kekuatan pembentuk, mengendalikan laju pendinginan, dan mengoptimalkan ekonomi keseluruhan proses pengecoran.

BAHAN PENGECORAN

Pada dasarnya semua logam yang mampu dicairkan dapat dibentuk dengan proses pengecoran.

Bahan-bahan ini umumnya memiliki titik leleh yang rendah sampai menengah. Untuk bahan yang titik cairnya tinggi jarang dilakukan dengan proses pengecoran.

Pada parakteknya bahan-bahan logam yang umum di lakukan pembentukan dengan proses
pengecoran adalah bahan besi, alumunium, tembaga, magnesium,timah.

BACA JUGA : Kode Meteran Listrik PLN (Agar Bayar tidak Boncos)

Besi

Besi cor (cast Iron) dapat didefinisikan sebagai paduan besi yang memiliki kadar karbon lebih dari 1,7 %. Umumnya kadar karbon ini berada pada kisaran antara 2,4 hingga 4 %, merupakan bahan yang relatif mahal, dimana bahan ini diproduksi dari besi kasar

atau besi/baja rosok.

Produk besi cor memiliki fungsi mekanis sangat penting dan diproduksi dalam jumlah besar. Prosesnya sering dilakukan dengan cara menambahkan unsur graphite ke dalam ladle sebagai pengendali.

paduan besi cor (alloy iron castings) bahannya telah dilakukan penghalusan (refined) dan pemaduan besi kasar (pig iron).

Produk-produk seperti crankshaf, conecting rod dan element dari bagian-bagian mesin sebelumnya dibuat dari baja tempa (steel forgings), sekarang lebih banyak menggunakan high-duty alloy iron casting.

Aluminium

Alumunium casting merupakan suatu cara ( metode ) pembuatan paduan logam alumunium dengan menggunakan cetakan ( die casting atau sand casting ) dengan cara melebur paduan logam yang kemudian dituang didalam suatu cetakan sehingga mengalami pendinginan ( solidification ) didalam cetakan.

Alumunium dipilih sebagai bahan dasar casting karena memiliki beberapa sifat yaitu :

  1. Alumunium merupakan unsur dengan massa jenis yang rendah ( 2.7 g/cm3) sehingga dapat menghasilkan paduan yang ringan
  2. Temperatur leburnya rendah ( 660 .32 derajat celcius ) sehingga dapat meminimalkan energi pemanasan
  3. Flowabilitynya baik, kemampuan mengisi rongga – rongga cetakan baik

Untuk menghasillkan paduan yang memiliki mechanical properties yang baik ( touhnest, tensile strength, ductility, wear resistace, etc ) maka diperlukan adanya unsur paduan lain pada logam alumunum.

Logam – logam yang ditambahkan yaitu Silikon (Si). Silikon memiliki sifat mampu alir yang baik ( fluidity ) sehingga akan memudahkan logam cair untuk mengisi rongga–rongga cetakan. Selain itu Silikon juga tahan terhadap hot tear ( perpatahan pada metal casting pada saat solidificasion karena adanya kontraksi yang merintangi.

Sifat AlSi dapat menghasilkan sifat–sifat yang baik, yaitu : good castability, good corrosion
resistance, good machinability, dan good weldability

Tembaga

Tembaga digunakan secara luas sebagai salah satu bahan teknik, baik dalam keadaan murni maupun paduan. Tembaga memiliki kekuatan tarik hingga 150 N/mm2 dalam bentuk tembaga tuangan dan dapat ditingkatkan hingga 390 N/mm2 melalui proses pengerjaan dingin dan untuk jenis tuangan angka kekerasannya hanya mencapai 45 HB Namun dapat ditingkatkan menjadi 90 HB melalui pengerjaan dingin,

BACA JUGA : Ketahui Penyebab banyaknya Rangka Honda Keropos dan Patah Cek Motormu Jika termasuk didalamnya

Proses pengerjaan dingin ini akan mereduksi keuletan, walaupun demikian keuletannya dapat ditingkatkan melalui proses annealing (lihat proses perlakuan panas) dapat
menurunkan angka kekerasan serta tegangannya atau yang disebut proses “temperature” dimana dapat dicapai melalui pengendalian jarak pengerjaan setelah annealing.

Tembaga memiliki sifat thermal dan electrical conduktifitas nomor dua setelah Silver. Tembaga yang digunakan sebagai penghantar listrik banyak digunakan dalam keadaan tingkat kemurnian yang tinggi hingga 99,9 %.

Sifat lain dari tembaga ialah sifat ketahanannya terhadap korosi atmospheric serta berbagai serangan media korosi lainnya. Tembaga sangat mudah disambung melalui proses penyoderan, Brazing
serta pengelasan. Tembaga termasuk dalam golongan logam berat dimana memiliki berat
jenis 8,9 kg/m3 dengan titik cair 1083 C

3 pemikiran pada “Penjelasan Lengkap Tentang Pengecoran Logam”

Tinggalkan komentar