Daftar Isi
Sifat Umum Alat Ukur timbul akibat keterbatasan atau tidak ada alat ukur yang ideal sempurna tanpa ada kelemahan atau kekurangan, macamnya adalah seperti sebagai berikut:
Readability ( Kemampu bacaan )
Menunjukkan seberapa teliti skala suatu instrument bisa dibaca
BACA JUGA: Penjelasan Lengkap Tentang Pengecoran Logam
Contoh :
Least Count ( Cacah Terkecil )
Beda terkecil antara dua penunjukkan yang dapat dideteksi (dibaca) pada skala yang tertera pada instrument.
Contoh :
Dua skala pada contoh di atas: no 1 beda 1 skala
no 2 beda 0,5 skala
Sensitivity ( Kepekaan )
Perbandingan antara gerakan linier jarum penunjuk pada instrumen dengan perubahan variable yang di ukur yang menyebabkan gerakan jarum itu
Contoh :
Suatu recorder 1 mV mempunyai skala yang panjangnya 25 cm maka kepekaannya adalah 25 cm / mV.
Kepekaan alat ukur dapat digambarkan sebagai berikut :
Hysteresis ( Histerisis )
Penyimpangan yang timbul sewaktu melakukan pengukuran secara kontinyu dari dua arah yang berlawanan (dari atas ke bawah lalu dari bawah ke atas)
Histerisis disebabkan pada umumnya oleh adanya deformasi elastis atau efek termal pada komponen mekanisme alat ukur
Contoh : Penggunaan jam ukur
Keterangan :
X = Harga sebenarnya ( mm )
Y = Kesalahan ( μm )
- Passivity ( Kepasivan / kelambanan reaksi )
Suatu kejadian dimana suatu perubahan kecil dari harga yang diukur (yang dirasakan sensor) tidak menimbulkan perubahan apapun pada jarum penunjuk
Kepasifan sering terjadi pada alat ukur
mekanik
contoh pegas yang tidak elastis sempurna
Pneumatis
Pengukur tekanan / manometer ( ruang / volume udara terlalu besar )
Shiffting ( Pergeseran )
Suatu kejadian dimana terjadi perubahan harga yang ditunjukkan pada skala sedang sesungguhnya sensor tidak mengisyaratkan perubahan
Contoh :
Sering terjadi pada Alat Ukur pengubah elektrik digital dimana perubahan kecil pada temperatur dapat mempengaruhi sifat – sifat komponen elektroniknya
Zero Stability ( kestabilan Nol )
Kemampuan Alat Ukur menunjukkan posisi nol, jika dikembalikan pada posisi semula atau waktu di ambil seketika.
Kestabilan nol ditentukan oleh keausan dan erat hubungannya dengan histerisis
Floating ( Pengambangan )
Apabila jarum penunjuk selalu berubah pada posisi ( bergetar ) disebabkan oleh terlalu pekanya Alat Ukur untuk merasakan perubahan yang kecil pada sensor.
Accuracy ( Ketelitian )
Persesuaian antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya dari objek ukur ( harga yang dianggap benar )
Keterangan :
Δ = sistematik error
Δ1 < Δ2
Precision ( Ketepatan )
Kemampuan proses pengukuran untuk menunjukkan hasil yang sama dari pengukuran yang dilakukan berulang – ulang dan identik
Contoh :
Pengukuran panjang benda yang sudah diketahui panjangnya = 100 mm
Diambil 5x bacaan ( pengukuran ) dan didapat nilai 103, 105, 104, 103, 105
Maka :
- ketelitian instrumen tidak lebih dari 5 % ( 5 mm )
- presisinya ± 5 %
selamat membaca…
Satu pemikiran pada “Sifat Umum Alat Ukur”